Hari Raya Kita (mungkin) Berbeda

Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1428 Hijriah jatuh pada hari Jumat, 12 Oktober 2007. Keputusan ini kemungkinan besar akan berbeda dengan yang ditetapkan pemerintah dan Nahdltul Ulama, yang memperkirakan Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 13 Oktober 2007.
Keputusan tersebut termaktub dalam Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 03/MLM/I.0/E/2007 yang ditetapkan di Yogyakarta dan ditandatangani Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Sekretaris Umum A Rosyad Sholeh pada 17 September.
Sementara itu, pemerintah melalui Menkominfo akan menyebar tim hilal di sejumlah daerah untuk menentukan 1 Syawal 1428 H. Soal penentuan hari raya, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, umat Islam selalu saja berbeda. Meski telah ada Fatwa Majelis Ulama Indonesia tahun 2003 yang menyatakan, jika terjadi perbedaan dalam penentuan hari raya, umat Islam disarankan mengikuti keputusan pemerintah.
Tetapi, berulangkali, muslimin di Indonesia termasuk Aceh, beberapa diantaranya tetap berbeda pendapat dan melaksanakan Hari Raya sesuai dengan rukyat maupun hisab yang dipakai masing-masing ormas atau kelompok dimana muslimin berkumpul. Dari sini sering nampak, umat Islam seperti tak mau kompak, masing-masing berjalan atas kehendaknya yang menjadi keyakinannya.
Jika memang nanti Hari Raya Idul Fitri kita tahun ini harus kembali berbeda seperti yang pernah terjadi beberapa waktu lalu, maka itu sesuatu yang patut disayangkan. Hari yang suci ini harus ternodai kembali dan peristiwa yang menyedihkan itu terulang kembali.
Perbedaan yang senantiasa terjadi dalam setiap perayaan hari raya Islam tersebut merupakan suatu hal yang patut disesali, karena Islam tidak mengajarkan hal demikian.
Sesungguhnya telah jelas apa yang Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sabdakan, beliau telah memberi petunjuk kepada muslimin agar dalam menentukan perayaan Idul Adha ataupun Idul Fitri tidak terjadi perbedaan, Ia bersabda: "Lebaran (idul fitri)-mu ialah pada hari kamu berbuka; dan idul adhamu ialah pada hari kamu berqurban." (HR. Tirmidzi dan beliau berkata: "hadits ini hasan gharib." (697)
Mengenai perbedaan ini, umat Islam sudah diarahkan untuk memutuskan perkara sesuai Alquran. Tetapi semuanya hanya teks suci yang terus saja diperselisihi. Pertemuan dua ormas besar Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) beberapa waktu lalu, tidak membuahkan hasil. Muhammadiyah tetap menggunakan perhitungan hisabnya dan mengumumkan hari Raya Idul Fitri jatuh pada hari Jumat, 12 Oktober 2007.
Sekali lagi, umat ini tidak pernah mau bersatu. Konsep persatuan umat selama ini masih sebatas retorika. Jika demikian, maka umat di kampung, selalu dibuat bingung. Kemana mereka harus berpatokan. Siapa yang mesti diikuti. Keadaan seperti ini juga seringkali membuat gesekan di tengah-tengah masyarakat kita. Masyarakat kita sering kali terkotak-kotak dalam berbagai kelompok keyakinan. Konsep Islam yang satu umat itu, sering tidak pernah diwujudkan, termasuk di Aceh saat ini.
Akhirnya, kita tetap akan berhari raya Idul Fitri tahun ini, soal kapan, ikut kebijakan dan fatwa siapa, maka menjadi hak preogatif masing-masing orang. Jika pun masing-masing kita mungkin akan berbeda, maka itu menjadi sebuah kenyataan yang akan kita hadapi. Yang jelas tidak ada saling menyalahkan dan menganggap dirinya paling benar dalam penentuan hari yang suci ini.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H, Mohon Maaf Lahir Batin, Semoga kembali kepada kesucian.

Post a Comment

Previous Post Next Post