Aceh di Mata Urang Sunda


Sunda memang bukan Jawa, meski berada dan mendiami pulau yang sama. Orang Sunda rata-rata tidak atau kurang berkenan disebut orang Jawa. Profesor Utju Ali Basyah, tokoh Sunda di Aceh selalu menegaskan bahwa Sunda itu bukan Jawa. Sebab di mata orang Aceh, Jawa itu penjajah! Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah semua orang Aceh berpendapat demikian?

Dia lahir sebagai anak lintas budaya. Lahir dari dua garis keturunan yang berbeda. Dua kebiasaan dan watak
yang berbeda. Dari ibunya, ia mewarisi sikap tegas dan pantang menyerah. Pantas dia disebut Gam Sunda, anak siapakah itu?

Penghormatan sebagai petanda honorific “Eyang Ratu” dipersembahkan kepada Pahlawan wanita Cut Nya Dien yang dipusarakan di Gunung Puyuh Kabupaten Sumedang. Para wanita Sunda yang berjiwa heroik selalu menyambangi pusara beliau dengan rasa hormat yang teramat tinggi. Apakah karena itu, pasukan dari Kodam Siliwangi bisa diterima ketika terjun ke Aceh?

Arif Ramdan tanpa sungkan menelanjangi kebiasaan ‘jelek’ orang-orang Aceh. Rahasia dari pintu-pintu peradaban Aceh yang pernah berjaya dalam lintas sejarah manusia, sedikit demi sedikit dibukanya, termasuk “Tipu-tipu Aceh” dalam lintas sejarah.

Jalan yang ditempuh Arif Ramdan untuk memahami Aceh tidak tanggung-tanggung; dia total menjadi orang Aceh. Membaca buku ini, seolah kita sedang diajak melancong ke negeri Serambi Mekkah.*

========================

4 Comments

Previous Post Next Post