Selamat Berhari Raya


Tanpa terasa, Ramadhan akan segera berakhir. Ummat Islam seluruh dunia juga di Aceh, insya Allah akan merayakan Idul Fitri di pengujung bulan ini. Kalender nasional menetapkan tanggal 1 Syawal 1429 H jatuh pada hari Rabu, 1 Oktober 2009.
Bulan mulia itu, telah berakhir. Berharap ada hikmah dari prosesi ritual puasa (shaum) yang dijalani selama satu bulan tersebut. Seperti disebutkan dalam teks Alquran, puasa hakikatnya membentuk manusia bertaqwa. Manusia yang mampu membedakan mana baik dan buruk, manusia yang senantiasa menahan diri mengerjakan amalan buruk dan bersegera mengerjakan perbuatan baik dan bermanfaat bagi diri dan lingkungan sekitarnya.
Maka dari itu, kita dan semua insan yang keluar di pengujung Ramadhan ini diharapkan benar-benar menjadi insan paripurna yang mampu mengimplementasikan ajaran puasa dalam kehidupan sehari-hari di masa-masa berikutnya. Puasa yang mengajarkan kita berbuat baik, sejatinya harus membentuk sifat itu selama 11 bulan ke depan setelah puasa kali ini. Begitu juga, puasa sejatinya membentuk kita menjadi manusia yang dermawan di hari-hari berikutnya. Karena selama satu bulan ini, seluruh ummat manusia yang mengaku dirinya muslim diberi kesempatan oleh Allah Swt menjalani masa-masa pelatihan yang penuh dengan imbalan pahala.
Ada banyak perkara yang sering dilupakan sebagian muslimin di pengujung Ramadhan ini, menjelang akhir puasa yang seharusnya lebih khusyuk beribadah sering kali berubah menjadi momen paling sibuk mengurusi masalah duniawi. Ibadah puasa yang sejak awal digariskan sebagai bentuk peribadatan tahunan ini, tiba-tiba berubah menjadi masa-masa hidup materialis. Sering kita melihat, egoisme kekuasaan, kekayaan membuncah menjelang akhir Ramadhan. Harta melimpah, kerap kali tersedot untuk hal-hal yang sifatnya inderawi dan mencolok, bahkan sekedar untuk tampil beda di hari raya.
Tentu, tidak dikehendaki sifat yang demikian. Ummat ini sejatinya harus memahami hakikat puasa sebagai proses pencitraan diri menuju manusia paripurna dengan landasan taqwa sebagaimana diwahyukan dalam Alquran. Untuk itu, perlu kesadaran kolektif memahami arti sesungguhnya tentang puasa dan hari raya.
Dalam konteks Aceh, puasa kali ini memang diharapkan melahirkan insan-insan bertaqwa yang akan berkiprah memimpin Aceh ke depan. Negeri ini adalah negeri peralihan, situasi ke depan tentu harus dimotori oleh orang-orang lahir dari proses pelatihan menjadi manusia sesungguhnya. Dan Ramadhan lah yang bisa membentuk manusia seperti itu. Tentunya, mereka yang mengikuti proses ritual ini dengan landasan iman dan berharap ridha Allah Swt.
Idul Fitri kali ini diharapkan menjadi modal awal bagi pembangunan Aceh ke depan setelah terpuruk dalam berbagai cobaan. Hari yang disebut juga sebagai hari kemenangan ini haruslah menjadi saat kemenangan yang sesungguhnya bagi masyarakat muslim di Aceh. Kemenangan itu, hanya akan diraih jika landasan ibadah puasa yang dijalani selama satu bulan itu benar- benar dihayati. Tetapi, sebaliknya jika puasa yang dijalani selama Ramadhan ini sebatas ritual tahunan, maka orang-orang yang lahir setelah Ramadhan tidak ada bedanya dengan manusia- manusia biasa yang tidak punya visi sebagai khalifah di muka bumi ini.
Ini bukan khutbah singkat menjelang Hari Raya Idul Fitri, tetapi 'jembatan' untuk kembali mengingatkan sesama. Akhirnya, kita akan tiba di hari kemenangan itu. Semoga kemenangan ini akan mengantar kita menjembut Ramadhan di tahun depan. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1429 H. Mohon maaf lahir dan Batin!

Post a Comment

Previous Post Next Post