Mereka yang Serakah

Hingga akhir tahun 2007 lalu, setidaknya masih ada sekitar 2.467 kepala keluarga korban tsunami yang masih tinggal di barak pengungsian. Belum termasuk mereka, yang saat musibah tsunami, berstatus penyewa rumah yang juga belum jelas kemana mereka harus berlindung.
Di sisi lain, kabar terbaru dari kawasan Luengbata (Kantor BRR), menyebutkan tim verifikasi rumah bantuan menemukan sejumlah korban tsunami mendapat rumah bantuan ganda. Padahal mereka sudah mendapat hunian baru di perumahan bantuan Budha Tzu Chi, Panteriek, Banda Aceh.
Untuk kasus ini, tim verifikasi rumah bantuan BRR, mulai bertindak tegas kepada sejumlah penerima bantuan rumah yang diketahui mendapat jatah berlebih alias ganda. Bahkan, kasus rumah yang diterima dalam jumlah ganda oleh perorangan korban tsunami di kompleks perumahan Budha Tzu Chi akan dieksekusi atau dikosongkan mulai Februari mendatang.
Sampai batas ini, kita acungkan jempol kepada BRR atas ketegasanya menindak penerima rumah bantuan ganda. Tetapi, kita juga jangan terlalu cepat gembira atas upaya yang dilakukan BRR itu, pasalnya perilaku menumpuk rumah bantuan, tidak hanya terjadi di Panteriek saja. Diyakini, banyak penerima bantuan rumah ganda untuk korban tsunami. Mereka tenang-tenang saja tanpa ada masalah. Bahkan dengan beragam argumen, kepemilikan ganda itu dipoles sedemikian rupa sehingga seolah-olah tindakannya itu benar dan rumah bantuan itu dinilai halal adanya.
Menjalani hidup setelah tsunami di Aceh, gampang-gampang susah. Yang susah tambah susah, yang serakah semakin memperlihatkan eksistensi keserakahannya. Saksikan saja, mereka yang mendapat beberapa rumah bantuan di tempat berbeda. Konyolnya lagi, yang berperilaku seperti itu tidak hanya orang kecil yang kurang pendidikan. Tetapi, sudah merambah ke wilayah dimana penerima rumah bantuan lebih dari satu itu adalah mereka yang punya jabatan terhormat di lembaga pemerintahan.
Mengutip cerita (benar faktanya) dari seorang dosen di kampus ternama di Aceh yang menyebutkan sejumlah dosen menerima rumah bantuan lebih dari satu. Tidak hanya itu, seseorang yang konon katanya wakil rakyat dan membela kepentingan rakyat, ternyata juga diam-diam memiliki satu sampai tiga rumah bantuan di tempat berbeda.
Sampai disini, sepertinya kita akan dan harus mengerutkan jidat kepala, dan bertanya, "Apa benar itu ?. Jawabanya benar adanya, tetapi belum satupun ada yang berani melaporkanya.
Jadi, jika anda dan siapa saja yang komitmen terhadap nasib pengungsi di barak yang belum mendapat rumah, segera laporkan jika di sekitar anda ada rumah bantuan berlebih yang dimiliki satu orang. Yang demikian itu (melapor) lebih baik dilakukan, agar sikap serakah tidak terus menerus dipelihara. Karena menghambat kesempatan kepada mereka yang masih di barak, untuk mendapatkan haknya. Dengan demikian, pintar-pintar lah anda mengamati keadaan di sekeliling tempat tinggal, siapa tahu di situ ada rumah berlebih yang bisa disumbangkan untuk saudara kita yang masih tinggal di barak.

Post a Comment

Previous Post Next Post