Pulanglah ...


Belum genap satu bulan, kabar gembira tentang perpanjangan izin tinggal warga Aceh di Malaysia tiba-tiba berubah. Pemerintah Malaysia dalam sebuah pengumuman resmi menyatakan akan melakukan deportasi besar-besar terhadap warga Aceh pemegang kartu tsunami, sebagaimana dilansir Berita Harian, 26 Agustus 2008.
Setelah bulan Januari tahun depan pihak Imigrasi Malaysia akan melaksanakan operasi besar- besaran untuk mencari orang Aceh yang tidak mau pulang, karena dianggap telah melanggar Undang-Undang Imigrasi Malaysia lantaran tinggal secara tidak sah di Malaysia serta dianggap sebagai pendatang tanpa izin.
Pengumuman itu membuat masyarakat Aceh di Malaysia kalang kabut untuk bersikap. Sebagian mereka ada yang masih bertanya-tanya apakah pengumuman Pemerintah Malaysia itu benar. Sedangkan sebagian lainnya, terutama kaum perempuan, menangis mendengar pengumuman tersebut, mengingat nasib mereka yang setelah pulang ke Aceh apakah dapat pekerjaan atau tidak.
Berbagai reaksi pun muncul dari masyarakat Aceh menyikapi keputusan Pemerintah Malaysia tersebut yang dianggap secara tiba-tiba membatalkan perpanjangan kartu tsunami (IMM13) bagi rakyat Aceh. Padahal, Gubernur Irwandi sebelumnya sudah mengisyaratkan di media massa bahwa lobinya berhasil meyakinkan petinggi Malaysia bahwa orang-orang Aceh yang memegang kartu tsunami masih diperkenankan bertahan di negeri jiran itu hingga 2010. Saat itu, Irwandi secara tegas mengatakan di media bahwa perpanjangan itu sudah direstui pihak Malaysia. Seperti diungkapkan Timbalan (Wakil) Perdana Menteri Malaysia, Dato' Sri Najib Tun Razak, dalam pertemuan Irwandi Yusuf, di komplek kantor Perdana Menteri Malaysia, Putrajaya, Kamis 24 Juli 2008.
Tetapi kabar terakhir yang didengar warga Aceh di Malaysia tidak mengenakan. Mereka was- was karena sesegera mungkin mereka harus meninggalkan negeri jiran itu. Informasi itu cepat berkembang, di Aceh sendiri beberapa sanak saudara yang ada hubungan dengan keluarga di Malaysia tidak alfa mencari informasi yang sebenarnya.
Tetapi, dari Singapura, Gubernur Aceh tetap meyakinkan warganya bahwa informasi tersebut jangan terlalu dibesar-besarkan. Menurutnya, kabar di Malaysia sendiri tidak seheboh yang didengar warga Aceh di tanah air. Tetapi, yang disampaikan Irwandi bertolak belakang dengan komunitas mahasiswa Aceh di Malaysia. Pengurus Banda Kebajikan Pendidikan Mahasiswa Aceh (Bakadma) dalam siaran persnya mengatakan saat ini warga Aceh di Malaysia panik, bahkan secara tegas mereka menilai perubahan sikap Pemerintah Malaysia itu dikarenakan politik publisitas Irwandi yang juga banyak mencampuri urusan dalam negeri Malaysia.
Apa kata Irwandi dan apa yang dirasakan warga Aceh di Malaysia memang bertolak belakang. Irwandi meminta masyarakat tenang karena katanya di Malaysia sendiri tidak seperti itu. Sementara warga Aceh pemegang kartu tsunami tetap resah dalam ketar-ketir tak menentu.
Ini memang sebuah ujian bagi warga Aceh di sana dan sejatinya tetap menjadi perhatian serius Pemerintah Aceh untuk mengurusi mereka. Jika hidup di negeri orang terus-terusan was-was, lebih baik Pemerintah Aceh menyiapkan segalanya untuk menjemput kepulangan mereka ke kampung halaman. Mesti diingat, ini baru warga Aceh pemegang kartu tsunami yang bingung ketika kembali ke kampung halaman. Bagaimana jika ratusan warga Aceh lain yang eksodus ketika konflik dan saat ini tinggal di sejumlah negara Eropa juga akan pulang atau tiba-tiba di pulangkan karena situasi politik yang bisa berubah seketika.
Aceh sudah kembali berbenah, negeri ini telah banyak berubah. Jika komitmen semua anak negeri terjaga, dimana damai terus terpelihara. Apalagi yang ditakutkan untuk pulang ke kampung halaman. Takut tidak ada pekerjaan? Tentu ini bukan sebuah alasan. Soal rezeki, Tuhan yang mengatur. Masyarakat kita sudah sejak lama diajarkan sikap untuk saling membantu satu sama lain ketika dalam kesulitan. Pemerintah pun, tentu jangan tinggal diam karena mereka adalah anak negeri ini, mereka rakyat yang harus disejahterakakan. Maka dari itu, pulanglah! Terus meminta belas kasihan orang, bukan satu sikap terpuji. Pulanglah! Untuk kembali membangun negeri ini.

Post a Comment

Previous Post Next Post